Melihat Kegiatan Sehari-hari Santri di Pondok Pesantren Waria Al-Fatah di Yogjakarta

DIYBerhenti di gang kecil perbatasan Kota Yogyakarta dan Bantul, suara lantunan bacaan ayat suci Al-Quran sayup-sayup terdengar dari rumah khas Jawa joglo bercat hijau. Di depan teras dengan tikar yang sudah tergelar, sejumlah orang membentuk sebuah lingkaran kecil. Khusyuk membaca dan mempelajari ayat suci Al Quran.

Seperti yang tertulis pada sebuah papan di pondok tersebut, Pondok Pesantren Waria Al-Fatah. Pesantren ini memang bukanlah pesantren biasa, jika biasanya pesantren diisi dengan khusus untuk pria atau khusus untuk wanita saja. Namun di pesantren ini, para santrinya seluruhnya adalah transpuan.

Pondrok pesantren yang sejuk dan jauh dari hingar bingar keramaian kota ini menjadi jujugan warian memperdalam ilmu agama islam. Selain, sebagai pesantren, para waria mereka menganggap ponpes ini adalah rumah. Tempat mereka berdialog secara nyaman dengan Sang Pencipta.

Sudah menjadi rutinitas, setiap hari Minggu mulai jam 4 sore para santri sudah datang di pondok ini. Membawa Al Quran di tangannya mereka word play here siap mempelajari lebih dalam lagi ilmu agama hingga jam 6 sore nanti. Pondok pesantren Al-Fatah memiliki beragam kelas, dari kelas Iqra, kelas surat-surat pendek, kelas tajwid dan kelas hafalan bacaan salat yang paling dasar dan bersifat wajib.

Pesantren yang didirikan pada 2008 ini mulanya hanya dihuni oleh beberapa orang waria saja. Namun, kini ini sudah ada 62 waria yang bergabung menjadi santri dari sekitar 300an lebih waria di Yogyakarta. Para santri ini pun tak hanya berasal dari Yogyakarta saja, namun juga dari beberapa wilayah di Indonesia.

Para transpuan ini memiliki bermacam-macam latar belakang profesi. Ada yang jika siang hari mereka mengamen, ada yang punya usaha sendiri, bekerja di LSM, bekerja di beauty salon, dan lainnya.

Azan maghrib terdengar berkumandang, tanda kelas sudah berakhir. Mereka lantas bergegas mengambil air wudu dari guci di depan joglo. Melaksanakan salat maghrib berjamaah.

Saat menjalankan salat, para santri waria bebas memilih mengenakan sarung atau memakai mukena. Tidak ada paksaan dan sesuai dengan keyakinan dan ketulusan hati mereka dalam menghadap ke hadirat Allah SWT. Yang terpenting tentu saja niatnya. Menjalankan ibadah untuk mendapatkan pahala dan ketenangan batin mereka masing-masing.

Setelah salat mereka nantinya akan mengikuti kajian. Ya, ada beberapa Ustaz yang mengajar dan mendampingi santri pesantren Al-Fatah, Ustaz Arif Nur Safri, Ustaz Yasir.

Menurut Shinta, selaku Ketua Pondok Pesantren Al-Fatah, para waria terkadang merasa tidak nyaman dan seringkali mendapat penolakan dari warga. Meski tak selalu berupa kata-kata yang terucap pedas, namun juga tindakan.

"Ketika solat di masjid terkadang ada banyak penolakan. Tak selalu berupa kata-kata namun juga tindakan. Saat salat ternyata di sampingnya seorang waria, mereka kemudian pindah. Hal ini lah yang membuat waria cenderung lebih nyaman salat di rumah" ujar Shinta.

Oleh karena itu, Pondok Pesantren ini word play here hadir untuk membuka kesempatan para waria beribadah secara nyaman dan memperdalam agama. Dulunya, lokasi pondok berada di Notoyudan, Kota Yogyakarta. Namun setelah sang pendiri, Maryani meninggal dunia. Ponpes ini vakum dan Shinta Ratri meneruskan pesantren ini dan memindah lokasi pesantren ke rumahnya saat ini.

Hadirnya ponpes ini juga berusaha preconception negatif yang melekat pada masyarakat. Para santri terbukti mampu berbaur dan berhubungan baik dengan warga. Berkat kerja kerasnya dan semangat mendampingi para waria, Shinta Ratri mendapat penghargaan pejuang hak asasi manusia dari Front Line Defenders pada tahun 2019.

Lembaga berbasis di Irlandia tersebut menilai Shinta sebagai tokoh inspiratif di lingkup Asia Pasifik atas jasanya memperjuangkan hak waria melalui pondok pesantren. Ya sejatinya, hak beragama adalah milik setiap manusia, termasuk waria.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Wisata Alam Loksado yang Merupakan Surga Terpencil di Kaki Gunung Meratus

Setelah 74 Tahun Jadi Andalan Maskapai Italia, Alitalia Kini Mengundurkan Diri Dari Dunia Penerbangan

Pemerintah Australia Berencana Akan Membuka Perbatasan Untuk Wisatawan Asing Sampai Akhir Musim Natal